Selasa, 01 November 2011

BUJUK BIRO PEMBABAT TANAH MLANDINGAN-SELOMUKTI


BUJUK BIROTO SANTANA SYAID MALIK IBRAHIM

merupakan orang yang pertama kali membabat tanah Mlandingan hingga Selomukti (ada yang mengatakan Mlandingan dan Selomukti berbeda pembabatnya)
Bujuk Biro merupakan putra Syaid Abdur rahman tetapi beliau diangkat anak oleh abdul rahim. Bujuk Biro berasal dari pulau madura, dan singgah ketanah jawa untuk menghadapi kompeni atau VOC. Tetapi karena rawan terjadi peperangan akhirnya beliau membabat tanah untuk di jadikan tempat tnggal ataupun desa. Mbah Biro senang memelihara manuk keteran poteh (bahasa madura) dan ayam teratai, beliau juga senang megunggangi kuda hitam.
Menurut penduduk sekitar, buk Rande Koneng merupakan kekasih Mbah Biro. Diwilayah yang sekarang ditempati tambak ikan dulunya merupakan sungai yang ditempati buaya putih milik bujuk biro dan ada yang berpendapat bahwa "bila ada ular yang keluar dari sungai pasti akan ada kecelakaan atau musibah."

Menurut mitos yang ada, barang peninggalan bujuk Biro berupa kacamata, sabuk, dll. Dan orang yang memakai kacamatanya serasa ada di depan Ka'bah, namun dalam sekejap kacamta itu menghilang.

Asal usul sungai topoh
Suatu hari saat Mbah Biro ingin mengadakan keramaian. Mbah Biro mendatangkan ikan ludhan atau paus, yang setiap harinya datang satu dan kandas dimuara sungai. Sampai akhirnya sungai dipenuhi (topoh) oleh ikan ludhan atau paus.
Ketika suatu hari ada seorang warga negara asing datang ke selomukti.Dia membawa salah satu ludhan atau paus ke surabaya untuk dimasukkan ke museum. namun ketika berada di surabaya, warga negara asing tersebut sakit parah dan bahkan ada orang bilang didaerah surabaya banyak orang yang sakit. Ketika warga negara asing itu mendengar percakapan orang yang mengetahui penyebab musibah tersebut, dia mendengar bahwa harus mengembalikan anak ludhan atau paus itu ketempat semula. Setelah ikan dikembalikan ke asalnya, warga negara asing tersebut langsung sembuh.
Namun setelah beberapa hari ikan ludhan atau paus banyak yang mati dan mengering hingga tinggal tulangnya, akhirnya ikan ludhan dikuburkan oleh mbah biro.
Namun tidak ada orang yang tahu kapan mbah Biro wafat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar